Filsafat sebagai Metode Berfikir

Oleh: Tio Muhammad Bahauddin

“Banyak orang yang lebih suka membayar orang lain untuk mewakili mereka berfikir. Kita telah menjadi masyarakat yang bergantung… Jagad dimana kita diizinkan untuk bermain, meghibur, dan mempertanyakan berbagai macam misteri setiap hari telah menyempit.”

-Michael R. LeGault-

Hidup tanpa filsafat memang tetap bisa berjalan,tidak berfilsafat juga tidak akan membuat orang itu mati, seperti halnya berbagai jenis makhluk hidup yang tetap bisa bertahan dan bisa memperpanjang keberlangsungan spesiesnya. Begitupun juga untuk membuat hidup terus jelas, filsafat tidak begitu di butuhkan.Akan tetapi untuk mebuat hidup itu berjalan menjadi lebih baik dan manusia itu menempati suatu kehidupan yang harus diatur, direncanakan, dan dihiasi oleh pemahaman mengenai alam dan hubungannya dengan sesama manusia, mungkin filsafat sangat di butuhkan.

Filsafat dibutuhkan ketika kita ingin mengetahui atau mendapat suatu pemahaman yang rasional dan menyeluruh mengenai semesta alam maupun dunia yang kita tinggali ini beserta hakikatnya. Filsafat digunakan untuk memahami kehidupan, alam,hubungan yang ada di dalamnya, proses proses dasar kejadian yang terjadi di dalamnya,masyarakat,dan cara kita memandangnya,juga memahami bagaimana manusia berpikir dan mendapatkan pengetahuan. Lalu pertanyaannya apakah manusia harus mengetahui hal-ihwal kehidupan di dalamnya? jawabannya tentu tidak!.

Hal itu ada kaitannya dengan posisi filsafat dalam kehidupan sehari hari,juga berkaitan dengan bagaimanakah filsafat mempengaruhi cara orang berfikir atau bertindak. Kemudian juga, apa saja yang memengaruhi orang untuk berfilsafat. Hubungan antara cara berfikir manusia dan kualitas atau model kehidupan yang diterimanya,misalnya hubungan antara satu manusia dengan lainnya,serta kebudayaan yang di terimanya,hingga tindakan tindakan yang dilakukannya.Dalam kehidupan manusia dari zaman ke zaman ,atau dalam kehidupan manusia dari berbagai kelompok sosial yang berbeda,berbagai cara pandang filsafat juga muncul sesuai dengan perkembangan sosial kelompok masing-masing. “Hidup yang tak di pikirkan adalah hidup yang tak pantas di jalani.” begitu kata Socrates ketika ia masih hidup,ia memandang bahwa hidup yang bermakna dan berkualitas tinggi itu harus di jalani dengan menggunakan pikiran manusia.

Tak sedikit orang menganggap filsafat itu hanya sebagai omong kosong, abstrak, obrolan belaka dan sebutan sebutan lainnya,ini merupakan akibat dari suatu sistem masyarakat kelas dominan yang telah terlalu banyak membuat masyarakat kehilangan kemauan berpikir karena kedangkalan kedangkalan yang diterbitkan melalui media. Sudah banyak sekali kebenaran dan keseriusan dilecehkan dengan tayangan tayangan dangkal seperti acara televisi maupun di media sosial yang hanya mengumbar hawa nafsu maupun tayangan lawakan,bagaimana bisa kita lihat semuanya di tertawakan tanpa ada ruang serius untuk memahami kehidupan,semua seakan dianggap bahan tertawaan.Padahal filsafat merupakan suatu landasan untuk mengembangkan pengetahuan yang sangat berguna untuk suatu peradaban masyarakat. Filsafat,pengetahuan,dan cara berfikir berkaitan dengan adanya landasan yang mendorong anggota anggota masyarakat untuk melihat dunia dan mengembangkannya.

Filsafat membuat kita mandiri dan tidak tergantung pada orang lain. Filsafat membantu kita untuk berpikir dan, dengan demikian, kita akan dipandu untuk memahami dunia bersama misteri-misterinya, dunia seakan menjadi gamblang dengan permasalahan-permasalahannya. Ini akan membantu kita mudah menghadapi masalah, dan kadang juga membuat kita mudah mengembangkan pengetahuan dan menggapai keterampilan teknis. Kemandirian berpikir membuat kita tak perlu banyak bertanya pada orang lain, atau dalam konteks masyarakat kapitalis, kita tak perlu membeli pengetahuan untuk menjelaskan masalah kita, Sebagaimana dikatakan Michael LeGault di awal pembahasan tadi.

Ditambahkan oleh LeGault, ketidakmampuan skill nalar dan berpikir telah melahirkan industri jasa yang dirancang untuk memperhalus dan menarik keuntungan dari ketidakmampuan masyarakat luas. Jadi intinya, hilangnya atau dihilangkannya filsafat dari masyarakat, memang seiring dengan upaya kapitalisme untuk mengomersialkan filsafat dan pengetahuan. Masyarakat dibuat bodoh dan tanpa filsafat, kemudian mereka akan menjual pengetahuan. Karena itulah, jika kita semua berfilsafat dan mandiri untuk mendapatkan penjelasan, kita menjadi mandiri dan tak perlu membeli penjelasan dari filsuf komersial, psikolog, dan konsultan psikologis. Mereka semua muncul pada saat banyak orang goyah perasaannya karena tak pernah punya pendirian dengan sokongan berpikir filosofis. Artinya, manfaat filsafat secara kolektif adalah untuk menciptakan independenasi umat manusia sehingga tak mudah dimanipulasi oleh sistem kapitalis yang sedang berjalan.

Tagged with:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *