PERUBAHAN IKLIM DAN HUBUNGANNYA DENGAN TANAH, VEGETASI, DAN MIKROORGANISME

Penulis: Septian Predianto

Masalah dunia ini hanya bisa diselesaikan ketika kita mengetahui pikiran Sang Pencipta. Mari kita pertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut berdasarkan keyakinan kita sendiri Saat menciptakan alam semesta, termasuk bumi, apakah Sang Pencipta mengetahui bahwa ciptaannya sendiri akan memusnahkan bumi dan makhluk hidup, khususnya manusia sebagai makhluk yang paling mulia? atau Apakah Sang Pencipta mengetahui bahwa manusia yang Ia ciptakan akan mampu mengatasi semua kerusakan di Bumi ini? Mungkinkah kedua pertanyaan ini dapat dijawab melalui hubungan manusia yang berpusat pada kebenaran relatif, ataukah hanya mengungkapkan kebenaran mutlak berdasarkan keyakinan kita? Adapun kebenaran mutlak yang kita yakini, manusia, sebagai makhluk paling mulia, secara alami diberi akal, kebijaksanaan, dan kemampuan untuk mengamati semua masalah dan menemukan solusi untuk memastikan kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.

Kini, manusia sedang menghadapi banyak persoalan hidup yang kompleks seperti perdamaian antara bangsa, kemiskinan, kesehatan, lingkungan hidup, dan masih banyak lagi yang harus diselesaikan. Salah satu isu yang hangat dibicarakan dalam runtutan dekade demi dekade adalah persoalan pemanasan global yang belum tuntas hingga saat kini. Batasan yang dikemukakan Krebs (1994), bahwa ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi-interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan organisme. Berdasarkan definisi tersebut maka iklim sebagai faktor lingkungan yang menentukan kehidupan semua organisme, baik dalam hal distribusi maupun kelimpahannya (Pratag, 2017).

Isu perubahan iklim berhubungan dengan meningkatnya suhu atmosfir yangdisebabkan oleh “Efek Rumah Kaca” yang terjadi karena meningkatnya gas-gas rumah kaca. Salah satu gas yang menyebabkan hal itu adalah karbondioksida (CO2) . Suhu rata-rata permukaan bumi selama satu abad yang lalu telah meningkat sebesar 1,3ºF (IPCC, 2007). CO2 untuk membentuk karbohidrat. Dengan demikian terjadi penyerapan karbon dari udara dan terakumulasi dalam tubuh tanaman dalam bentuk batang, cabang, ranting, daun, bunga, buah dan akar dan tanah. Proses ini biasanya dikenal dengan istilah Carbon Sequestration (EPA, 2008; Jana et al, 2009).

Dalam hal ini perubahan iklim atau pemanasan global saat ini karena terjadi perubahan lingkungan. Dalam konteks ini hutan yang disebut paru-paru dunia di eksploitasi untuk kepentingan tertentu yang tidak memikirkan jangka Panjang. Akibatnya, hutan sebagai penyangga lingkungan tidak mampu lagi, sehingga menyebabkan bencana seperti longsor, banjir, erosi, dan masih banyak lagi. Keberadaan tumbuhan seperti pohon tentunya berhubungan dengan tanah yang ada dilingkungan itu sendiri. Tentunya pohon memiliki kebiasaan yang lumrah terjadi dalam kelangsungan hidup seperti menggugurkan daun dalam jumlah yang banyak dalam kurun waktu tertentu. Kemudian dari proses pengguguran terjadi proses dekomposisi.

Dekomposisi proses penguraian daun atau bagian dari pepohan yang gugur oleh mikroorganisme. Mikroorgansme berkaitan erat dalam proses pembentukan tanah dan bahan organik. Organisme juga berasosiasi dengan perakaran pepohonan atau tumbuhan yang lainnya dalam mengurai bahan-bahan organik dari unsur hara yang sulit terurai dalam tanah. Dalam beberapa penelitian pertanian, beberapa mikroorganisme seperti cendawan dan bakteri dimanfaatkan dalam hal pemanfaatan pestisida nabati maupun pupuk hayati. Beberapa dekade terakhir banyak peneliti memanfaatkannya untuk kepentingan pertanian, yang sebagaimana efek dari penggunaan pestisida maupun pupuk sintesis memberikan dampak yang bagi lingkungan.

Hutan alami merupakan penyimpan karbon (C) tertinggi bila dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan (SPL) pertanian, dikarenakan jenis keragaman pohonnya tinggi, dengan tumbuhan ba wah dan seresah di permukaan tanah yang banyak. Dengan demikian jumlah C yang disimpan di hutan sa ngat bervariasi antar sistem penggunaan lahan, antar tempat dan antar pengelolaan lahan. Jumlah C yang tersimpan di daratan khususnya dalam vegetasi dan tanah sekitar 3.5 kali lebih besar dari jumlah C yang ada di atmosfer; dan pertukaran C di daratan dikontrol oleh proses fotosintesis dan respirasi (IPCC, 2000). Fotosintesis dan respirasi tanaman merupakan fungsi dari berbagai variabel lingkungan dan tanaman, termasuk diantaranya adalah radiasi matahari, temperatur dan kelembaban udara dan tanah, ketersediaan air dan hara, luas daun, lapisan ozon di udara dan pol utan lainnya. Dengan demikian perubahan iklim akan berpengaruh kepada tanaman melalui berbagai jalan.

Dalam hal ini perubahan iklim berkaitan erat hubungannya dengan tanah, vegetasi, dan mikroorganisme. Dimana komponen tanah, tumbuhan, tanaman, mikrooganisme membentuk simbiosis mutualisme dalam proses pembentukan iklim baik skala makro maupun mikro. Dimana tumbuhan maupun tanaman melakukan proses fotosintesis, lalu dilanjut dengan proses penggguran daun kemudian terjadi proses dekomposisi. Dari proses dekomposisi itu membentuk bahan organic yang dibutuhkan tanaman maupun tumbuhan dalam pemenuhan kebutuhan unsur hara. Dari proses dekomposisi tentun ada bakteri berasosiasi dengan perakaran tanaman ataupun tumbuhan yang mengurai unsur hara yang sulit terurai. Tidak berhenti disitu beberapa mikroorganisme seperti bakteri dan cendawan dimanfaatkan dalam penelitian lebih lanjut untuk pertanian ataupun yang lainnya.

Sumber Referensi:
EPA.2008. Carbon Sequestrationin Agriculture and Forestry.
www.epa.gov/sequestration/index.htm
IPCC. 2007. ClimateChange 2007: The Physical Science Basis. Contribution of Working
Group I to the Fourth Assessment Report ofthe Intergovernmental Panel on Climate
Change [Solomon,S., D. Qin, M. Manning(eds)]. http://ipcc-wg1.ucar.edu/wg1/wg1-
report.html
Krebs, C.J. 1994. Ecology: The Experimental Analysis and Distribution and Abundance.
Harper Collins College Publ. New York.
Pratag,S.P. 2017. Peran Pohon Dalam Upaya Mitigasi Perubahan Iklim. Kementerian Riset,
Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Universitas Sam Ratulangi Fakultas Pertanian

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *