Geliat Resesi, Anak Muda dan Transformasi Ekonomi Kreatif

(Ahad, 14/05/2023) Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PC IMM AR-Fakhruddin Kota Yogyakarta menyelenggarakan acara Diskusi Panel Aliansi Bincang Ekonomi dengan tema “Geliat Resesi, Anak Muda dan Transformasi Ekonomi Kreatif”. Maksud dari tema tersebut mengarah kepada bagaimana kita sebagai anak muda, khususnya kader IMM bisa memahami, mengkaji dan bersikap dalam memahami pola ekonomi di Indonesia, isu terjadinya resesi serta literasi ekonomi menuju ekonomi kreatif.

Acara ini berlangsung dari pukul 19.30 WIB secara virtual via Zoom Cloud Meetings. Diskusi ini terbuka untuk umum, terkhusus bagi kader IMM Se-DIY. Diskusi ini menghadirkan 5 pemateri yang berkompeten sesuai dengan tema pada diskusi ini, yaitu Ade Ahmad W S.E., M.Si selaku Sekretaris Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan DPD IMM DIY, Akmal Wildan S selaku Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PC IMM Sleman, turut hadir pemateri lainnya yaitu Diana Sri R Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PC IMM Kulonprogo, Ali Fauzan Ketua Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan PC IMM Djazman al-Kindi serta Akram Putra P selaku Ketua Bidang Sosial Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat PC IMM BSKM.

Materi pengantar diawali dengan Immawan Ade yang menyampaikan konsep anak muda dan pola ekonomi di Indonesia saat ini. Dimulai dengan pengertian bahwa Resesi itu berbeda dengan krisis ekonomi. Sederhananya, resesi ialah suatu proses dimana suatu wilayah mengalami dekadensi (penurunan) ekonomi yang dihitung melalui 2 kuartal atau lebih. Penurunan ekonominya itu dihitung dari rasio PDB (Produk Domestik Bruto). Sedangkan krisis ekonomi itu penurunan ekonomi yang sangat signifikan atau tajam oleh perekonomian di suatu negara.

Indikator terjadinya krisis ekonomi yaitu :

  1. Menurunnya daya beli masyarakat
  2. Terjadi penurunan pada kapasitas produksi dalam sector riil
  3. Kinerja investasi
Episode resesi di Indonesia : 1975 – 1982 – 1991 – 2009
Episode puncak resesi : Pandemi covid – 19 (2020)
Proyeksi episode resesi lanjutan : 2023 – Bank Dunia (Is a global recession Imminent?)

Peluang resesi dunia tahun 2023 presentasi Indonesia mengalami resesi sebesar 2% atau dalam kategori low, data ini dikeluarkan oleh data Bloomberg 2023. Hal tersebut bisa terjadi karena terdapat indikator-indikator seperti laju pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, tingkat pengangguran, suku bungan acuan, tingkat daya beli masyarakat, dan lain-lain. Immawan Ade juga menyampaikan bahwa anak muda harus menyikapi resesi ini dengan cara berperan menjadi pelaku ekonomi dan terus menghidupkan UMKM.

Di sisi lain, Immawan Akmal juga menyampaikan bahwasannya menjadi suatu kesempatan bagi Indonesia dalam menyikapi resesi, karena Indonesia memiliki potensi pergerakan generasi Z dan millenial yang cukup tinggi. Kalau di prediksikan sumber dari Lembaga Keuangan Internasional yang menyatakan bahwa ekonomi Indonesia masih bisa grow up pada angka 5,1 % sampai 5,3% pada tahun 2022 dan angkat tersebut masih terus bergerak pada tahun 2023 ini.

Immawan Akmal juga menambahkan, kalau kita sebagai generasi muda memang mempunyai karakteristik yang unik, dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. Contoh keunikannya itu adalah ambisi anak muda dengan generasi sebelumnya itu berbeda, generasi Z itu punya gaya bekerja yang berbeda dari generasi sebelumnya, salah satunya disebabkan karena anak muda sekarang mempunyai kekuatan informasi dan teknologi dan berpengaruh dengan upaya mengasah skill diri, selain itu anak muda sekarang tidak cukup dengan menjalani hanya 1 pekerjaan saja.

Dalam sampaian materinya, Immawati Diana menambahkan apa yang telah disampaikan oleh Immawan Akmal. Adanya perkembangan teknologi saat ini, kita sebagai anak muda harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin, dengan belajar untuk menjadi pelaku ekonomi secara online. Literasi ekonomi dan ekonomi kreatif disampaikan oleh Immawan Akram yang dibungkus dalam judul Ekonomi Kreatif dan Masa Depan Indonesia.

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif tahun 2022 telah menyumbang pada PDB sejumlah 7,8%. Jumlah ini ditopang dengan 3 subsektor utama yaitu kuliner, fashion dan kriya. Dari sinilah, peran kita sebagai generasi muda harus melakukan mulai dari pengawalan kebijakan publik, aktualisasi program kerja IMM, pendampingan usaha kader, serta upaya retribusi sumber daya melalui ZIS sebagai upaya retribusi. Immawan Ali juga mengatakan bahwa, komunitas yang baik dan berkelanjutan itu bisa sangat membantu perekonomian, baik dari tingkat rumahan maupun skala yang lebih besar lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *