Oleh Muhammad Iqbal Khatami –
Komisariat Fisipol UMY
Aku hidup di negeri yang katanya menganut demokrasi, walaupun demokrasinya sering kontraproduktif. aku lihat kegiatan demonstrasi bergeser menjadi aksi massa sebagai unjuk kekuatan untuk mengintimidasi lawan, aku lihat orasi justru menjadi provokasi pemecah bangsa, mereka berkoar dengan kampanye hitamnya, pemaparan visi misi menjadi ajang menjatuhkan lawan politik, aku juga menyaksikan adu pemikiran antar tokoh politik yang hanya menjadi debat kusir, sementara tahta dan harta mereka upayakan melalui cara apapun
tanda-tanda bahwa rakyat di negeriku sudah puas dengan alam demokrasi menunjukan seolah-olah itulah tujuan saat melakukan reformasi 18 tahun yang lalu. semua terlupa akan tujuan sesungguhnya dari negeri ini akibat terlalu asik dengan demokrasi itu sendiri.
apa tujuan sesungguhnya?
kesehjahteraan dan keadilan bagi semua adalah tujuan negeri ini, masih ingat?
para elite penguasa negeriku sibuk pada tujuan untuk memperluas kekuasaan, tokoh lain berkonsentrasi menggalang kekuatan untuk menggulingkan pemerintahan. sementara rakyat di negeriku berkonsentrasi mengais sisa kehidupan yang kian lama kian sulit, kemudian terperangkap dalam demo demo jalanan yang tak produktif dan takkan didengar. menyaksikan para elite negeriku menjadi koruptor, menjadikan rakyat di negeriku merasa mencuri adalah pekerjaan halal.
sudah saatnya orang-orang di negeriku tersadar akan tujuan awal negeri ini, jangan semakin asik menyaksikan hebohnya para penguasa berebut kursi kekuasaan hingga menjadikan segala macam cara sebagai senjata. jangan heran agama pun mereka lacurkan untuk mendapatkan kuasa, korbannya siapa? kita, sebagai rakyat yang dipaksa menjadi penonton setia mereka.
media yang seharusnya menjadi pencerah bangsa kini mereka kuasai dan dijadikan sebagai senjata pemecah belah rakyat. mereka jadikan alat guna mempermudah melenggangkan kekuasaan ke kursi tertinggi dan membentuk dinasti. bekerja untuk siapakah media kini?
berita hoax ditebar di seluruh pelosok negeri ini. rakyat yang sudah terpecah belah sangat cepat untuk sharing ketimbang saring terlebih dahulu.
Jangan terlalu nyaman dengan demokrasi dan birokrasi yg membingungkan dan tak bersahabat. jangan terbuai dan keasikan dengan perpecahbelahan yang terjadi di negeri ini. aku sangat ingin sekali rakyat di negeri ini kembali bersatu wujudkan kembali identitas yang kian terkoyak, identitas Bhinneka Tunggal Ika.
Kita sebagai agen perubahan bangsa harus tetap setia mengawal demokrasi ini, jangan hanya karna pemberian sedikit mengabaikan bangsa yang besar. Kita sebagai kader IMM harus senantiasa menjadi pengingat akan elit bangsa ini, bila para kaum mahasiswa sudah tidak perduli akan demokrasi dan ikut menjadi penjilat rakyat, bangsa ini akan hancur.