Menyelisik Geliat Muhammadiyah di Malaysia PC IMM Ar Fakhdruddin Hadirkan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia

Bantul, Yogyakarta- Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ar. Fakhruddin kedatangan Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Sonny Zulhuda pada Special Kajian bertajuk “Dinamika Pergerakan Muhammadiyah di Malaysia” Kamis (6/4) di Gedung KH. Ibrahim E7 406 UMY.
Sonny Zulhuda menyatakan bahwa cikal bakal berkembangnya Muhammadiyah di Malaysia berawal dari tahun 70an oleh Paguyuban Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Muhammadiyah Bulubrangsi Lamongan, namun pada saat itu masih sebatas internal saja. Di samping itu ada pula Muhammadiyah International yakni organisasi lokal Malaysia yang menamakan dirinya Muhammadiyah karena terinspirasi oleh Muhammadiyah di Indonesia, organisasi ini sejak tahun 80an. Jadi, jauh sebelum adanya PCIM Malaysia, Muhammadiyah telah masuk ke Malaysia terlebih dahulu.
Karena dirasa banyak kader Muhammadiyah Indonesia yang menetap di Malaysia, maka pada Agustus 2007 diresmikanlah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Malaysia oleh Din Syamsyuuddin. Tujannya menghimpun secara resmi warga negara Indonesia (WNI) dan WNI yang sudah memiliki permanent resident yang merupakan kader muhammadiyah di Malaysia.
Sonny Zulhuda menyatakan dengan tegas 3 misi PCIM Malaysia “Yang petama untuk mengumpulkan kade dan potensi Muhammadiyah yang ada di luar negeri, kedua menjadi duta bagi Muhammadiyah jika ada keperluan, dengan upaya mendirikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) di Malaysia. Dan yang ketiga membuka peluang kerjasama baik, bersifat, ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya, dengan cara menjalin kemitraan dengan beberapa institusi di Malaysia” tutur Ketua PCIM Malaysia, di tengah pemaparannya.
Dalam 10 tahun terakhir PCIM Malaysia telah memprakrasai pendirian Otonom Muhammadiyah seperti Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) dan Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM). Selain itu PCIM Malaysia memiliki Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) diantaranya PRIM Kampung Baru, PRIM Kuala Lumpur Sentral, PRIM Sungai Way, PRIM Kelang Lama dan PRIM Kepong. Untuk kelima PRIM tersebut basis keanggotaanya adalah TKI, dan mahasiswa. PCIA pun melebarkan sayapnya pada Pimpinan Ranting Istimewa Aisyiyah (PRIA) yakni PRIA Kampung Baru, PRIA Kelang Lama dan PRIA Kepong.
Muhammadiyah juga sudah masuk ke ranah kampus dengan adanya IMM Cabang Istimewa Malaysia. Karena dirasa ada gap yang perlu diisi oleh IMM, ditambah banyaknya PTM yang mengunjungi kampus di Malaysia, sehingga disinilah peran IMM, di dunia kemahasiswaan antar kampus.
Di luar negeri, untuk mendikan PCIM ataupun PCIA tidak wajib memiliki Amal Usaha Muhammadiyah. Namun, sejauh ini PCIA Malaysia telah memiliki AUM Pendidikan Anak Usaha Dini (PAUD), Taman Pendidikan al-Quran (TPA) dan My Lazizmu yakni Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah Cabang Malaysia sejauh ini masih dalam proses pengembangan untuk segera disosialisasikan.
Namuun, keberadaan PCIM di Malaysia masih belum terdaftar dalam undang-undang Malaysia, karena anggota Muhammadiyah di Malaysia masih fokus pada WNI dan enggan mengganti kewarganegaraannya. Walaupun demikian, hal ini tidak menjadi halangan dalam pergerakan Muhammadiah di Malaysia (GJS).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *